Rabu, 28 Januari 2015

Ancang-ancang Pemasaran

Halo...tidak lengkap rasanya jika budidaya jahe tanpa adanya konsumen. Jika hanya membudidayakan tanpa adanya target pemasaran, tentu apa yang kita budidayakan akan sia-sia. Sehingga diperlukan pemasaran produk agar mendatangkan hasil dan mendapatkan untung yang lebih.

Untuk menjamah dunia pemasaran, diperlukan strategi dan kemampuan untuk membaca kondisi konsumen. menanggapi hal tersebut, saya perlu menyiapkan target pemasaran agar mampu menguasai pasar dibidang pemasaran jahe. Selain target pemasaran, hal yang perlu diperhatikan adalah kwalitas jahe dan tentu harga. Karena maasalah harga adalah masalah yang sangat komplek sebab dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama biaya produksi.

Target utama yang dapat diincar adalah menguasai penjualan jahe di pasar terdekat dengan rumah. Agar dapat menguasai pasar, tentu harus dapat bersaing mengenai harga jual jahe, stok produksi yang terus ada setiap bulannya, dan banyaknya stok jahe yang dapat memengaruhi harga. Biasanya disinilah peran permainan harga berlaku. Memainkan harga tentu akan menjadikan kita sukses atau juga terpuruk. untuk menyikapi hal tersebut ada beberapa cara yang dapat kita tempuh.
  1. Salah satunya adalah mematok harga terendah, dengan mematok harga terendah tentu akan dapat menyelamatkan biaya produksi. selain itu dengan mematok harga termurah kita bisa bersaing dengan penjual jahe lainnya.
  2. berusaha untuk membuat harga jahe stabil, walaupun harga jahe dipasar melonjak tajam, kita dapat menjual jahe dengan harga yang murah, ini bertujuan agar jahe kita laku terjual walaupun untung yang kita dapat tidak banyak.
  3. perbanyak menjalin hubungan sosial agar pedagang di pasar mau menerima jahe yang kita jual.
  4. tidak menjual jahe pada tengkulak kecuali terpaksa, karena harga yang langsung kita jual ke pasar berbeda jauh. jika terpaksa sekalipun kita harus menjualnya dengan harga terendah, biasanya Rp 8.000,- perkilo.
  5. menyesuaikan produksi jahe dengan kepermintaan pasar, hal ini bertujuan agar tidak terjadi kekurangan stok atau kelebihan stok.
  6. tidak menjual rimpang jahe yang rusak, agar konsumen percaya dengan kwalitas jahe yang kita jual.
  7. kebersihan jahe juga diperhatikan, karena ini menyangkut tampilan yang akan menarik minat konsumen.
Jika diprediksi lebih lanjut, kebutuhan akan jahe terus meningkat, apalagi jika di Bali. hal ini disebabkan karena hari raya dan acara-acara adat lainnya hampir setiap hari ada dan selalu membutuhkan jahe (sebagai bumbu masak atau perlengkap sarana upacara). Maka untuk membudidayakan jahe perlu juga melihat kalender dan menyesuaikannya dengan hari raya agar kita dapat menyesuaikan produksi jahe dengan permintaan pasar pada bulan-bulan tersebut.

Tunas Baru




Halo,,,,tanaman jahe yang saya tanam kini sudah tumbuh tunas. Paling banyak yang saya hitung satu karung ada 3 tunas. Namun tunas-tunas baru pasti akan muncul lagi, jadi tunas yang tumbuh akan terus bertambah banyak.
Kendala awal semenjak tunas jahe ini tumbuh, ada beberapa tunas yang patah karena diserang ayam....hikz....

Tapi apa boleh buat, hanya bisa dilihat saja karena tempat saya membudidayakan jahe memang banyak ayamnya(punya Bapak). Semoga saja tanaman jahe ini bisa bertahan walaupun diserang ayam.
Kini saya sudah punya 30 karung tanaman jahe. Bulan pertama 10 karung(baru percobaan), dan bulan kedua 20 karung. Kini setiap bulannya saya akan menanam jahe setiap bulannya sebanyak 20 karung. Hal ini saya lakukan karena baru tahap awal, hitung-hitung baru percobaan dan karena belum punya biaya lebih.
Selanjutnya jika berhasil pada panen pertama menghasilkan uang Rp 500.000,- hanya dengan 10 karung, saya akan menambah jumlah tanam dan membuat atap dan dinding untuk melindungi tanaman jahe dari cuaca dan tentunya serangan ayam.,hehehe.......

Media Tanam

Kali ini saya akan membahas mengenai media tanam yang saya buat sendiri. Media tanam yang saya gunakan untuk budidaya jahe berupa campuran tanah, serbuk kayu (sisa kayu yang digregaji), daun mangga kering dan gerabah.
Pertama yang harus dilakukan tentu mengumpulkan tanah terlebih dahulu, lalu kumpulan tanah itu di campur dengan serbuk kayu, daun mangga, dan gerabah. Perbandingannya adalah 3x1x1x1.
Media tersebut diaduk sampai rata menggunakan cangkul. Setelah rata tercampur, diamkan campuran tersebut seperti bentuk kerucut (kumpulkan media tersebut seperti membentuk gunung). Setiap 2 hari sekali media tersebut kembali diaduk, hal ini bertujuan agar daun mangga yang digunakan benar-benar hancur dan media tercampur rata. Media tanah ini akan siap digunakan setelah 2 minggu.

Jumat, 23 Januari 2015

Tahap Awal

Halo...kali ini saya akan berbagi mengenai bagaimana saya memulai untuk membudidayakan tanaman jahe. Tentu untuk memulainya saya hanya menggunakan modal seadanya, karena saya sama sekali belum punya penghasilan(maklum masih kuliah).
Hal pertama yang saya lakukan adalah pergi kepasar untuk membeli rimpang jahe. Jahe yang saya temui dipasar hanya jahe emprit dan jahe gajah. Kedua jenis jahe ini tidak dibedakan, jadi pedagang mencampurkan jahe emprit dan jahe gajah. Mungkin pedagang tidak tahu jenis jahe,,,hehehe

gambar 

Harga jahe perkilo di tempat saya seharga Rp.20.000 . kali ini saya hanya membeli jahe setengah kilo saja. Setelah saya pulang, dan bersiap untuk menyemai rimpang jahe ternyata ada beberapa rimpang jahe yang rusak, dengan kata lain rimpang jahe tersebut sudah terserang virus.

Gambar

Jadi tidak semua rimpang jahe yang saya beli dapat dijadikan bibit karena sudah terserang virus. Ciri rimpang jahe yang terkena virus adalah warna rimpang jahe saat dipatahkan berwarna coklat, sedangkan rimpang jahe yang masih sehat adalah rimpang jahe yang berwarna kuning.
Rimpang jahe yang akan disemai sebaiknya dipatahkan dan bukan dipotong, agar rimpang jahe tidak terserang virus atau istilah kerennya infeksi...hehehehe
Setelah rimpang jahe saya patahkan, rimpang tersebut selanjutnya saya diamkan tersebih dahulu selama sehari. Hal ini saya lakukan agar bekas patahan rimpang jahe menjadi kering. Setelah kering nanti baru akan saya semai.
Untuk menyemai rimpang jahe, saya hanya menaruhnya diatas tanah basah.tanpa di tutupi tanah.  Semoga saja rimpang jahe yang saya semai bisa tumbuh baik sebelum nantinya saya tanam pada media tanam...hehe
Perkiraan jika tunas jahe sudah memiliki panjang setinggi 5-10cm baru nanti bibit tersebut siap dipindahkan.

Analisis Penghasilan


Membudidayakan jahe memang dapat dijadikan sebagai penghasilan tambahan yang tidaklah sedikit. Banyak media yang mengungkapkan bahwa dengan membudidayakan jahe kita bisa menjadi petani yang sukses, tetapi apakah benar demikian????
Analisis penghasilan dengan membudidayakan tanaman jahe ini saya sampaikan berdasarkan pemikiran saya, jadi jika salah mungkin kita berbeda latar belakang dan pemikiran. Hehehehe
Harga bibit jahe yang saya beli Rp 10.000. (setengah kilo)
Harga 10 karung Rp 15.000
Pupuk kompos (gratis) hehehehe...pakai sisa daun ada banyak berserakan.
Jadi total pengeluaran 10.000+15.000= Rp 25.000
Dengan bermodalkan sepuluh karung, jika 1 karung dapat menghasilkan 5 kg jahe dan harga jahe dipasar (karena saya menyerahkan hasil panen kepada pedagang) Rp 10.000. maka hasil panen nanti yang saya dapatkan
5 x 10 = 50
50 x 10.000 = Rp 500.000 dikurangi biaya produksi Rp 25.000 = Rp 425.000
Hasil ini saya dapatkan setelah 10 bulan dari waktu menanam.
Jika hasil ini dirasa kurang, tinggal menambahkan jumlah karung yang ditanami jahe saja..
Nb.hasil produksi jahe dalam karung jika benar teknik yang dilakukan bisa mencapai 10-20 kg perkarung

Rabu, 21 Januari 2015

Permulaan menanam jahe

Memilih tanaman yang dapat dijadikan sebagai sebuah penghasilan bukanlah perkara mudah. Apalagi dengan kondisi lahan yang kurang memadai. Namun jika tepat dalam memilih jenis tanaman apa yang akan dikembangkan, tentu akan menghasilkan rupiah yang tidak sedikit.
Kali ini saya memilih tanaman jahe untuk dibudidayakan. Tanaman jahe ini saya pilih karena dengan pola tanam bulanan, tentu dapat pula dipanen setiap bulannya. Pola tanam ini tentu akan memberi keuntungan tersendiri karena hasil panen dapat saya nikmati setiap bulannya.
Awal bulan januari tanggal 8/2015, saya memulai menanam jahe sebanyak 10 karung. Dalam artian setiap karungnya saya tanam satu sampai dua bibit jahe.
 

Mengenai pupuk yang digunakan, sampai sekarang belum menggunakan pupuk kimia. Hanya menggunakan sisa-sisa tanaman yang dicampur tanah. Kini tinggal menunggu bulan november untuk panen.